Senin, 28 Januari 2013

Bibit Berkualitas Bebas AI


Kasus kematian ratusan ribu itik baru-baru ini di daerah Jawa membuat galau peternak itik dan peternak unggas lainnya. Diduga sebagian besar kematian itik-itik ini disebabkan oleh virus AI (Avian Influenza) subtipe H5N1 clade 2.3.2 . 

Hal ini disampaikan oleh staf Virologi Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta. Mewabahnya penyakit AI pada itik sejak pertengahan November sangat mempengaruhi produksi telur bebek dan daging bebek. Kemunculan virus baru menjadi tantangan yang lebih berat bagi peternak itik komersial yang berkembang pesat seiring maraknya kuliner itik. 

Mewabahnya virus flu burung itik membawa dampak juga terhadap peternak ayam kampung. Beberapa peternak bahkan enggan untuk memelihara ayam kampung dengan dalih takut ternak mereka terkena virus flu burung. 

"Tepatnya tanggal 21 Desember kemarin pihak karantina Surabaya mulai  memperketat arus keluar masuk bibit. Sebagaian daerah malah sudah menutup rapat lalulintas bibit."

SUMBER REJEKI FARM mengambil inisiatif untuk terus menjaga kualitas bibit kami. Salah satunya melakukan uji titer AI dan uji PCR AI untuk menjamin bahwa farm kami bebas dari AI. Hasil test titer AI yang dilakukan oleh Dinas Peternak Kediri dan  hasil test PCR yang dilakukan oleh Balai Besar Karantina Surabaya menyatakan AMAN

Dengan diterbitkannya surat tersebut semoga dapat meyakinkan peternak dan mitra untuk tidak kuatir kesulitan mendapatkan bibit yang sehat.

Sanitasi/biosekuriti dan vaksinasi yang bagus merupakan kunci utama untuk peternak untuk terhindar dari wabah flu burung.

Review Harga Ayam Kampung Q4 2012

Kuartal akhir tahun 2012 dalam peternakan ayam kampung tidak menunjukkan banyak perubahan. Harga masih berkisar di Rp 22.000/kg - Rp 23.000/kg di level peternak (Kediri).

Sepanjang Oktober s/d Desember 2012 gairah peternak semakin menurun. Hal ini dikarenakan banyaknya tantangan yang harus dihadapi peternak, diantaranya :

  1. Harga panen yang tidak kunjung naik, hal ini diperburuk karena memasuki musin penghujan.
  2. Harga pakan yang terus naik Rp 5400/kg - 6200/kg menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan.
  3. Musim penghujan yang ekstrim menyebabkan munculnya banyak penyakit (khususnya CRD dan E.COLI)
  4. Isu flu burung (AI) di akhir Desember menyebabkan beberapa peternak mengurungkan niatnya untuk chick-in.

Pasokan Jagung Turun, Harga Pakan Digoyang

Suplai jagung dunia dan nasionalt erus turun hingga akhir tahun, harga pakan diprediksi naik lagi

Memasuki Agustus 2012, kabar tidak sedap terkait kenaikkan harga pakan unggas kian santer. Informasi rencana kenaikan harga ini sudah menyebar di kalangan peternak. Jajang peternak broiler (ayam pedaging) asal Bandung Jawa Barat, mendapat informasi bahwa harga pakan broiler di Agustus akan naik Rp 250 per kg atau bisa sampai Rp 6.350 per kg. Sebelumnya di Juni sudah naik Rp 150 per kg dan Juli Rp 200 per kg. “Jika sampai benar-benar naik, ini berarti yang ke tiga kalinya tahun ini. Otomatis, harga pokok produksi kita pun pasti naik lagi,” sesal Jajang. 
 Hal yang sama diperkirakan terjadi terjadi pada pakan layer (ayam petelur). Sentot Wibowo, peternak layer asal Brebes Jawa Tengah mendapat informasi bahwa untuk pakan jadi akan naik Rp 250 per kg dan untuk konsentrat akan naik Rp 400 per kg. Sebelumnya pun kenaikan harga pakan layer sudah terjadi sebesar Rp 350 per kg. “Informasi rencana kenaikan harga ini diperoleh dari para technical service,” katanya. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT) Desianto Budi Utomo mengungkapkan, gunjang-ganjing kenaikan harga pakan dipengaruhi harga bahan baku yaitu jagung dan kedelai sudah naik. Yang paling berpengaruh adalah kenaikan harga jagung karena komposisi penggunaan dalam formulasi pakan 50 – 55 %. 

Ia menjelaskan, faktanya saat ini harga jagung internasional naik menjadi Rp 3.050 - 3.100 per kg. Bila dibandingkan dengan awal Februari lalu, harga jagung ini naik Rp 400 - 600 per kg dari Rp 2.400 per kg. Diperkirakan harga jagung akan merambat naik lagi dalam waktu dekat hingga Rp 4.000 per kg. “Kenaikan harga jagung sampai Rp 600 per kg, bisa berimbas pada kenaikan harga pakan Rp 300 per kg,” jelas Desianto. 

Tahun Baru, Virus AI Clade Baru

Virus H5N1 clade 2.3.2 ditemukan di Indonesia, mematikan ratusan ribu itik. Secara filogenetik dekat dengan virus AI di Hongkong dan Vietnam. Dipastikan bukan hasil mutasi, tetapi introduksi dari luar oleh burung migran atau perdagangan unggas


Pasca berkoordinasi dengan Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjennak Keswan), Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) melakukan inventarisasi kejadian kasus kematian itik akibat infeksi AI (Avian Influenza) yang menggemparkan di akhir 2012 itu.

Hari berikutnya (4/12), Himpuli merilis data kematian itik dari anggotanya di 3 provinsi: Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Angkanya spektakuler. Terhitung 14 November sampai 3 Desember 2012, tercatat 320 ribu ekor itik tewas akibat disatroni virus AI atau flu burung ini.

Menjadi berita menghenyakkan, karena sebelumnya itik dikenal sebatas sebagai carrier (inang pembawa) atau reservoir virus H5N1. Artinya, virus penyebab AI ini berkembang dalam tubuh itik dan disebarkan ke lingkungan tetapi itik tak menunjukkan gejala sakit apalagi mati. Tetapi kini unggas air ini tak sanggup bertahan dan bergelimpangan dihajar ganasnya virus yang banyak ulah ini.

Berita baiknya, kepada Trobos Livestock Ketua Himpuli Ade Zulkarnain menginformasikan, sejak pekan ke-2 Desember 2012 tingkat kematian itik di anggota Himpuli sudah mereda. ”Karena pihak dinas di daerah sudah melakukan berbagai upaya penanggulangan,” jelas Ade.

Lain data Himpuli, lain pula data versi Direktorat Kesehatan Hewan. Direktorat ini merilis data kematian itik sejak September 2012 hingga 27 Desember 2012, terhitung 152.871 ekor. Data ini diperoleh dari 10 provinsi (Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Jogjakarta, Jawa Barat, Banten, Lampung, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Bali) yang dikumpulkan dari 51 kabupaten/kota (lihat tabel). Sebagian besar kasus terjadi pada peternakan itik komersial skala kecil.

Sementara, dalam sebuah konferensi pers di UGM Jogjakarta (26/12) yang pernyataannya dimuat berbagai media nasional, Kepala Seksi Informasi Veteriner dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Jogjakarta Putut Djoko Purnomo mengatakan, pihaknya menerima laporan kematian itik secara mendadak di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Jogjakarta mencapai 113.700 ekor dalam 4 bulan terakhir.

Virus AI Clade Baru

Ahli virologi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Widya Asmara yang turut dalam konferensi pers di UGM menyatakan, diduga sebagian besar kematian itik-itik ini disebabkan oleh virus AI subtipe H5N1 clade 2.3.2.1. Ditemukannya virusclade 2.3 ini menunjukkan adanya kelompok baru virus AI di Indonesia, karena yang sebelumnya beredar di tanah air dimasukkan dalam clade 2.1.