Sabtu, 31 Januari 2015

Trend Ayam Kampung 2015

sumber pic. internet
Tahun Baru 2015
Awal tahun di mulai dengan musim penghujan. Curah hujan yang tinggi di Indonesia erat kaitannya dengan perekonomian secara makro. Biasanya, konsumsi barang dan jasa menurun. 

Selain itu polemik politik juga masih menjadi sandungan perekonomian bangsa ini. Sejak pergantian presiden 2014 kemari (Jokowi-JK) disertai dengan naiknya BBM telah menyebabkan resesi 2014 kian panjang. 

Hujan, isu politik, bbm naik membuat banyak barang komoditi tertekan. Harga tidak bisa naik. Penyebabnya, rakyak sedang krisis. Biaya transportasi naik, komoditas pokok tentu saja ikut naik. Menyusul biaya tenaga kerja juga naik, akibatnya beban perusahaan juga naik. Tetapi hal ini diikuti daya beli masyarakat yang turun, sehingga selain barang dan jasa yang sifatnya vital tidak terserap oleh masyarakat (belanja menurun), banyak stok yang masih belum terjual. Resesi.

"Sudah resesi hujan pula, daripada keluar makan di warung lebih baik buat mie instant di rumah saja" mungkin ini salah satu dari banyak pikiran masyarakat. Hal ini berimbas buruk terutama komoditas peternakan. Efeknya langsung, harga beberapa komoditas tidak bisa naik termasuk harga panen ayam kampung.

Semenjak Q4 2014, sampai Januari 2015 ini harga panen di daerah Kediri sekitar, Madiun, Ponorogo, Jogja sekitar turun terus dari Rp 27.000/kg ke level terendah Rp 22.000/kg. Panen melambat, chick in ditunda, populasipun menurun dahsyat.

Prediksi kami kondisi ini akan berangsur angsur membaik sampai bulan awal Maret, dimana akan ada kelangkaan ayam dan puncaknya selepas musing penghujan berakhir, 

Musim penghujan kali ini juga menyebabkan banyak peternak gagal panen, karena isu virus gumboro terus menghantui. Kelembaban tinggi, cuaca ekstrim, suhu dingin, kualitas pakan yang buruk ikut menjadi penyebab.

Saran kami, perketat biosekuriti, vaksin yang rapat, seleksi bahan baku yang baik. Bagi yang sudah panen masuk ke istirahat kandang. Coba beralih ke sistem probiotik. Terakhir persiapkan baik2 untuk ternak periode selanjutnya. (SRF/AL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar