Senin, 31 Maret 2014

Review Harga Ayam Kampung Q2 2014

Sepekan menuju penutupan Maret ini mulai menunjukan pergerakan positif. Apabila awal tahun kemarin ayam besar sulit keluar namun sekarang justru kosong. Harga yang sebelumnya sempat pada level terbawah Rp 20.500/kg dalam tempo 1-2 minggu harga sudah normal di Rp 25.000/kg (Kediri), Rp 27.000/kg (Jogja), Rp 26.000 (Madiun). 

Terdongkraknya harga ini merupakan sebuah anomali, pasalnya hampir memasuki Q2 2014 semua komoditi ternak merata mengalami resesi. Per hari ini 31/3 harga daging (broiler) masih di Rp 12.300/kg- Rp 12.800/kg (Posko Jatim). Harga telor ayam ras tidak jauh berbeda Rp 12.800/kg (Kediri), peternak sudah mengalami rugi 3 bulanan, level terendah dialami peternak layer Blitar yang sempat menyentuh Rp 10.500/kg (yang dilaporkan) dan dibawah Rp 10.000/kg (yang tak tercatat). 

Lain lagi dengan Ayam Arab, Bebek dan Puyuh. Komoditi ini sudah lebih dari 1 tahun berada di puncak dan menguntungkan ternak. Tercatat tertinggi untuk telor ayam arab Rp 1600/butri, telor bebek Rp 2000/btr, puyuh Rp 220/btr (Kediri).

Kenaikan harga ayam kampung ini murni disebabkan kosongnya supply karena kurangnya gairah peternak dalam chick-in periode Januari - Maret. Sekaligus hal ini juga menjadi bukti bahwa peternakan rakyat khususnya ayam buras masih menjanjikan karena tidak cepat jenuh.

Kesimpulan:
Secara global konsumsi rakyak Indonesia masih turun, apalagi menjelang Pemilu April mendatang. Industri peternakan Indonesia sedang berduka. Masuknya investor asing juga menjadi issu penting di tahun ini. Semua tergantung pada hasil pemilu, musim liburan dan momen lebaran tahun ini.

Untuk ayam kampung harga cenderung aman dan stabil. Seimbang antara permintaan dan penawaran setidaknya sampai persiapan Puasa. Saat ini paling tepat untuk chick-in. (SRF-AL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar