Saya menulis artikel ini karena inspirasi dari Pak Ali, pada saat santai dan ngobrol ringan. Dari pembicaraan ringan tersebut saya seperti mendapatkan pecerahan tiba2. Suatu hal yang sepertinya luput dari kita sebagai peternak.
Yang paling menarik adalah ketika beliau membahas perihal peternak yang kadang mengeluh dan membandingkan perihal selisih harga bibit dari supplier dan akhirnya lebih baik tidak jadi chick-in karena selisih harga yang kecil.
Coba kita lihat lebih luas, tiap supplier pasti mempunyai kebijakan sendiri, selama harga tersebut masih masuk akal apalagi diimbangi jaminan kualitas mutu, bukankan malah menjadi kerugian peternak sendiri apabila cuma selisih 100-200 perak tetapi mendapatkan bibit yang jelek, pertumbuhan kerdil? Kenapa fokus di bibit saja? Bukankan masih ada banyak cara mendapatkan keuntungan dari beternak? Seperti mempelajari teknik beternak yang baik, efisiensi operasional dan pengolahan ransum yang baik? Kenapa tidak berusaha mencari bakul yang baik (menggenjot penjualan panen) sehingga panen bisa terjual lebih mahal? Tidak tergantung ke satu bakul yang biasanya suka mempermainkan peternak? Karena pada umumnya peternak baru adalah sasaran empuk pengepul. Selisih harga bisa 500-1000 rupiah per kg. Bandingkan dengan selisih bibit yang cuma 100-200 rupiah. Banyak sekali sebenarnya yang masih bisa diusahakan daripada hanya berkutat pada satu permasalahan.Penggalan kata2 tersebut begitu mendalam...
Saatnya peternak berpikir lebih kreatif! Inovatif!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar