Kasus kematian ratusan ribu itik baru-baru ini di daerah Jawa membuat galau peternak itik dan peternak unggas lainnya. Diduga sebagian besar kematian itik-itik ini disebabkan oleh virus AI (Avian Influenza) subtipe H5N1 clade 2.3.2 .
Hal ini disampaikan oleh staf Virologi Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta. Mewabahnya penyakit AI pada itik sejak pertengahan November sangat mempengaruhi produksi telur bebek dan daging bebek. Kemunculan virus baru menjadi tantangan yang lebih berat bagi peternak itik komersial yang berkembang pesat seiring maraknya kuliner itik.
Mewabahnya virus flu burung itik membawa dampak juga terhadap peternak ayam kampung. Beberapa peternak bahkan enggan untuk memelihara ayam kampung dengan dalih takut ternak mereka terkena virus flu burung.
"Tepatnya tanggal 21 Desember kemarin pihak karantina Surabaya mulai memperketat arus keluar masuk bibit. Sebagaian daerah malah sudah menutup rapat lalulintas bibit."
SUMBER REJEKI FARM mengambil inisiatif untuk terus menjaga kualitas bibit kami. Salah satunya melakukan uji titer AI dan uji PCR AI untuk menjamin bahwa farm kami bebas dari AI. Hasil test titer AI yang dilakukan oleh Dinas Peternak Kediri dan hasil test PCR yang dilakukan oleh Balai Besar Karantina Surabaya menyatakan AMAN
Dengan diterbitkannya surat tersebut semoga dapat meyakinkan peternak dan mitra untuk tidak kuatir kesulitan mendapatkan bibit yang sehat.
Sanitasi/biosekuriti dan vaksinasi yang bagus merupakan kunci utama untuk peternak untuk terhindar dari wabah flu burung.